Rabu, 21 Maret 2018

Perpanjangan Kartu Ijin Tinggal Terbatas (KITAS) bagi WNA, Desember 2017 di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Perpanjangan KITAS sebenarnya dikerjakan agent yg sdh ditunjuk oleh kantor suami. Tp utk proses tingkat bawah, kita msh hrs melakukan sendiri.

Tahun sebelumnya, diminta mengurus sendiri surat keterangan domisili dr RT. Krn suami tinggal di apartemen, butuh surat keterangan dari managemen apartemen.

Desember 2017 ini, birokrasi yg diurus sendiri berbeda. Kami diminta urus sendiri hingga tingkat kelurahan. Jd urutannya managemen apartemen, RT, RW, kelurahan.

Di tingkat kelurahan ini aturan mulai berbeda dng kelurahan2 lain. Saya terus berkomunikasi dng HRD kantor utk memastikan saya punya kopi semua dokumen yg diperlukan. Di kelurahan lain, dibutuhkan kopi Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yg masih berlaku saja cukup (selain surat dr RW).

Di Jati Padang, diperlukan penjamin yg harus berKTP Kelurahan Jati Padang. Saya susah menemukan ini. Pemilik apartemen, tetangga apartemen tidak ada yg berKTP Jati Padang. Teman2 kerja saya KTP Kecamatan Pasar Minggu, tp tidak ada yg sekelurahan. Kami sdh putus asa. Suami juga cari dr link kantor. Saya juga sampai woro2 di Facebook. Belum berhasil.

Akhirnya kami ingat bahwa kami punya dokter langganan yg masih sekelurahan. Saya terpaksa mohon bantuan beliau. Tentu saja beliau sempat ragu, krn jika ada pelanggaran hukum yg dilakukan suami saya, beliau ikut terseret. Tapi akhirnya beliau bermurah hati mau membantu dng memberikan kopian KTP & KK. Beliau juga menandatangani surat pernyataan bersedia menjadi penjamin.
Surat pernyataan penjamin ini harus ditanda tangan RT & RW juga sebagai saksi. Jd saya bolak balik. Masih tenang, krn urusan dng RT RW biasanya relatif mudah.

Setelah pegang semua dokumen yg diminta, saya kembali ke kantor kelurahan. Dokumen dianggap lengkap, petugas print out sesuatu. Tebak dong apa.
Saya diminta kembali lagi utk mendapatkan tanda tangan penjamin. Saya sdh sangat sungkan minta beliau jd penjamin, sekarang harus balik lagi minta tanda tangan.

Setelah tanda tangan penjamin selesai, saya hrs bolak balik lagi krn ternyata IMTA sdh kadaluarsa. Untungnya kantor suami sdh perpanjang tp lupa kirim ke saya. Saya terpaksa ketemu langsung dng Pak Lurah krn masalah ini. Berakhir dng peringatan saya harus pindahkan KTP ke Jati Padang. Alasan beliau "nanti biar bisa ke luar negri sama suami." Hmmmmmmmmm???????

Tp dng begini, saya terpaksa hrs pindahkan KTP ke Jati Padang, walaupun apartemen di sini bukan milik kami. Tujuannya supaya thn selanjutnya tdk susah cari penjamin. Sesederhana itu.

Masalah belum selesai. Ternyata surat dari kelurahan ini tidak bisa diproses krn nomer unit tidak tercantum.
Saya sdh tidak sanggup lagi. Untungnya agent yg ditunjuk kantor mau bantu utk membereskan. Cara membereskannya adalah memohon (kata itu yg agent katakan ke saya). Saya tidak tau pasti apa itu, tp yg jelas dia tdk mengulang proses dr awal.

Ini bedanya diurus sendiri & diurus oleh yg terbiasa bersinggungan dng birokrasi.

Minggu, 18 Maret 2018

Pendaftaran Pernikahan Luar Negri ke Catatan Sipil Kabupaten Malang

Setelah menikah secara sipil di luar negeri, seorang WNI wajib mendaftarkan pernikahannya ke Catatan Sipil. Ada waktu maksimal pelaporan & seharusnya ada denda jika terlambat. Tapi aturan waktu maksimal pelaporan & denda ini berbeda dari satu Catatan Sipil (Capil) ke Capil lain. Sepertinya itu hal yg lumrah di Indonesia. Beda kelurahan saja, syarat2 birokrasi bisa berbeda, apalagi berbeda Capil.

Di sini saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya. Saya seharusnya melaporkan pernikahan sipil saya Januari 2017, tapi terus mundur karena prenuptial agreement saya tidak segera disahkan oleh Pengadilan Negri (PN) Kabupaten Malang. Notaris saya terpaksa bolak balik karena mereka terus meminta banyak hal yg tidak pernah diminta oleh PN Kotamadya Malang.
Jadi saran saya di sini, jika ingin mencari bantuan agent / birojasa / bantuan hukum, lbh baik mendapatkan dari profesional yg berpengalaman menangani di drh itu. Jd mereka bisa bekerja dng tenang & jelas, kita juga ga was2.
Di kasus saya, notaris saya terbiasa menangani di Kotamadya Malang. Waktu berhadapan dng Kabupaten Malang, banyak hal yg berbeda jauh.

Setelah prenuptial agrement disahkan oleh PN Kabupaten Malang & sampai di tangan, saya langsung ke Capil Kabupaten Malang utk mendaftarkan pernikahan. Saya bawa semua syarat yg diminta (maaf saya lupa detailnya waktu itu apa saja). Kebetulan yg saya bawa benar2 match dng yg mereka minta. Namun ada masalah lain: nama saya di Akta Kelahiran berbeda dng nama di Marriage Certificate (dr US). Nama di Akta Kelahiran terdiri dari 3 kata, di Marriage Certificate terdiri dari 2 kata.

Ini adalah hal terbesar yg sama sekali tidak bisa mereka toleransi. Solusi yg diminta:
- maju sidang di PN Kabupaten Malang untuk minta penetapan pengadilan.

Awalnya saya mencoba menangani sendiri dng datang langsung ke PN & memproses sendiri. Akibatnya, saya kena bolak-balik & dimarahi panitera perdata PN krn apa yg saya serahkan tidak sesuai dng yg beliau maksud. Waktu itu titik kesalahan adalah perintah beliau tidak lengkap. Setelah menunggu beliau entri data saya (sekitar sejam), saya kena pungli beliau. Saya baru sadar setelah ada kata2 "untuk biaya sidang, dibayarkan lewat ATM". Seharusnya saya langsung minta tanda terima waktu beliau minta uang pertama kali. Lugunya saya....

Lelah dng proses itu, saya & ayah saya memutuskan berdiskusi dng bbrp pengacara. Akhirnya jalan yg saya tempuh:
- membuat surat Pernyataan Tentang Nama di Notaris (menyatakan bahwa nama 2 kata & nama 3 kata adalah orang yg sama)
- sidang di PN Kabupaten Malang untuk membuktikan bahwa nama 2 kata adalah benar juga nama 3 kata
Dalam sidang ini, saya terpaksa diwakili oleh tim pengacara. Persidangan berjalan selayaknya persidangan lain pada umumnya dng menghadirkan saksi (keluarga besar - sepupu & om), menggunakan Akta Kelahiran & semua ijazah dr TK - S1 sebagai barang bukti. Sidang tidak hanya sekali, bbrp tahap.
Saya lebih memilih diwakili tim pengacara untuk mengurangi tingkat stres & menghemat waktu serta biaya pulang pergi berkali2 dr Jakarta ke Malang. Jadi saya masih ttp bisa bekerja seperti biasa juga.

Tim pengacara juga membantu pendaftaran pernikahan di Capil Kabupaten Malang dengan menggunakan surat kuasa. Putusan dr PN yg membuat Capil mau memproses. Kesalnya, prenuptial agreement tidak diminta utk dilampirkan. Hahahaha.... Ya sudahlah. Yg penting saya sdh kerjakan sesuai tahap yg seharusnya.

Waktu yg dibutuhkan dr maju sidang hingga proses pencatatan di Capil selasai, memakan waktu sekitar 6 bulan dan menguras kantong.

Hal terpenting yg saya pelajari di sini, jangan sepelekan perbedaan data di berbagai akta / ijazah / kartu identitas / paspor. Pastikan semua sinkron sampai sedetail ejaan. Jika kesalahan terdeteksi saat masih di tempat pengambilan akta / surat / kartu identitas, segera minta perbaikan dr petugas saat itu juga. Jangan dibawa pulang. Jika meminta biaya tambahan, harusnya tdk masuk akal dong ya.
Teliti & teliti.
Semangat!

Kamis, 15 Maret 2018

Rumus sidik jari utk pindah KTP

Singkat cerita saya mau pindahin KTP dr KABUPATEN Malang ke Jaksel tanpa saya hrs plg ke Malang.
Ada teman SMA yg ternyata adalah birojasa.
Dia minta rumus sidik jari dr kepolisian. Menurut dia, bisa diperoleh di Polres terdekat.
Saya selalu deg-degan dan sdh trauma masalah birokrasi seperti ini. Saya butuh hampir 2 minggu utk baca2 via Google seperti apa sih sebenarnya.
Dasar sdh trauma, saya smp berusaha cari birojasa yg bisa bantu & temani ke kantor polisi. Saya butuh ditemani org yg punya pengalaman.
Ternyata tdk ada birojasa yg bisa bantu krn yg bersangkutan hrs datang sendiri.
Krn rumus sidik jari ini berkaitan dng SKCK, akhirnya saya mempelajari SKCK.
Salah satu birojasa bilang: jika bkn KTP Jakarta, lbh baik urus ke Mabes supaya tdk dilempar2.
Ada pendaftaran SKCK secara online, tp sepertinya saya pasti diminta datang ke Polsek di Malang. Jd saya urungkan secara online.

Dng mengumpulkan segenap keberanian setelah bbrp mlm tdk tidur nyenyak, akhirnya pagi2 ini saya ke Mabes Polri.
Saya tdk tau bahwa bisa dng mudah minta rumus sidik jari tanpa menunjukkan dokumen apa pun. Jd saya minta diarahkan ke loket pembuatan SKCK. Ternyata Mabes hanya menerima pembuatan SKCK utk keperluan visa saja. Saya menjelaskan tujuan utk pindah KTP & hanya butuh rumus sidik jari. Akhirnya saya diarahkan ke INAFIS, yg adalah kantor Mabes tapi yg seberang. Naik jembatan penyeberangan dulu. Jd kalo butuh buat SKCK di Mabes ini, butuh bolak balik dr gedung barat, ke timur, balik ke barat lg.

Balik lg ke INAFIS, di resepsionis saya diminta isi buku tamu (di sini sistem pelayanannya masih jadul & serba manual. Yg bekerja juga para senior). Saya diminta isi formulir (bentuknya seperti kartu karton). Diminta informasi dasar aja + tinggi badan, berat badan, golongan darah. Ciri fisik selanjutnya diisi petugas.
Setelah isi, saya antri sekitar 35 menit.
Pengambilan sidik jari dng tinta. Saya bingung di mana tempat cuci tangan. Tdk ada wastafel. Akhirnya cuci tangan dr bak di kamar mandi.
Saya perlu menyerahkan 1 pas foto ukuran 4x6 cm dng background merah.
Setelah menunggu 10 menit, hasil di tangan. Tanpa biaya alias gratis.
Selama 10 menit itu, ada petugas lain yg menganalisa sidik jari yg sdh dicap di kartu secara manual.
Hasil berupa kartu kecil. Disimpan, bisa digunakan kembali lain kali. Jika ingin digunakan, tinggal fotocopy seperti KTP.
Legaaaaaa...
Kartu ini yg nanti dikirim ke birojasa di Malang bersama dokumen lain seperti KK, KTP, dll.
Demikian